Para ahli sejarah dan ahli akhbar (berita) nyaris sepakat dalam melakukan pengelompokan bangsa
Arab dari segi usia menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Arab Baidah
2. Arab ‘Aribah
3. Arab Musta’ribah
Mereka juga bersepakat, atau nyaris sepakat atas pembagian
bangsa Arab dari segi nasab (keturunan), menjadi dua golongan, yaitu:
1. Qahtaniyyah;
tempat-tempat mereka yang utama adalah di Yaman.
1. ‘Adnaniyah;
tempat-tempat mereka yang utama adalah
di Hijaz.
Antara Arab Qahtaniyyah
dan ‘Adnaniyah terjadi perseteruan
sejak lama, sebagaimana pertentangan keras yang terjadi antara Rabi’ah dan
Mudhar selama beberapa abad. Mereka juga sepakat bahwa Qahtaniyyah adalah Arab asli, sedangkan ‘Adnaniyah adalah Arab cabang. Dari merekalah ‘Adnaniyah mengambil
identitas kearaban. Dengan bahasa mereka pula anak keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam
berbicara, sesudah kepindahan mereka ke Hijaz. Nabi Ismail ‘alaihissalam adalah
kakek terbesar bagi Arab Musta’ribah,
yakni Arab ‘Adnaniyah.
Pada bangsa Arab, nasab keturunan memiliki kehormatan yang
besar. Hal ini telah diakui oleh ahli ilmu pengetahuan dari kalangan non Arab. Rustum,
panglima perang Persia pernah mengatakan kepada orang-orang yang hadir di
majelisnya, ketika mereka memandang rendah terhadap al-Mughirah bin Syu’bah,
utusan umat Islam, serta menghinanya karena pakaiannya yang using dank arena ketidaksopanannya.
Rustum mengatakan: “Celakalah kalian kalian! Sesungguhnya bangsa Arab memang
memandang rendah terhadap pakaian dan makanan, tetapi mereka kehormatan nasab
keturunan.”
Semoga bermanfaat.
Sumber : Pendidikan Agama Islam, Karya : Muhammad Luthfi
Ubaidillah dan Fathur Rozak
Nice article (y)
ReplyDelete