Nabi Ibrahim AS adalah nabi sekaligus rasul yang memiliki
kesabaran dan ketaqwaan yang besar kepada Allah SWT, maka itulah dia termasuk
rasul ulul azmi. Dia juga merupakan kesayangan Allah SWT
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari
pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (Q.S. An-Nisaa’ : 125)
Di tengah menghadapi kaumnya yang zalim dan
durhaka kepada Allah SWT, dia terus berdakwah dan berdakwah kepada umatnya
tersebut karena itu merupakan misi yang dibebankan kepadanya. Di dalam
Al-Quran, kita diberitahu tentang bagaimana perjalanan kakek kita Nabi Ibrahim
AS dalam mencari dan mengenal Tuhan lewat tanda-tanda di langit dan di bumi.
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada
Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami
memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.(Q.S. Al-An’aam : 75)
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang
itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
(Q.S. Al-An’aam : 76)
Di pencariannya yang pertama dia melihat
sebuah bintang dan mencoba meyakini bahwa itulah tuhannya, tetapi ketika
bintang itu tenggelam dia dia berkata bahwa dia tidak menyukai tuhan yang
tenggelam, secara logis itu tidak mungkin tuhan karena tuhan tidak mungkin
tenggelam.
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit
dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia
berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang yang sesat." (Q.S. Al-An’aam : 77)
Selanjutnya ketika dia melihat bulan terbit
dia berkata inilah tuhannya, tetapi ketika bulan itu terbenam dia berfikir
bahwasannya tuhan tidak mungkin terbenam.
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit,
dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari
itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan. (Q.S. Al-An’aam : 78)
Pada pencarian selanjutnya dia melihat
matahari terbit dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa itulah tuhannya, sebab
dia berasal matahari lebih besar daripada bintang dan bulan. Tetapi ketika
matahari itu terbenam, dia berfikir bahwasannya tuhan tidak mungkin tenggelam
ataupun terbenam. Lalu dia membulatkan tekadnya untuk meyakini bahwasannya
tuhan yang patut disembahnya adalah Tuhan yang telah menciptakan bintang, bulan
matahari dan semuanya yang ada di langit dan di bumi ini yaitu Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Dan dia tidak mau tergolong orang-orang yang musyrik sebagaimana
yang dilakukan kebanyakan umatnya.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada
Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Dan
dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang
Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku." Dan
aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu
persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari
malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (Q.S. Al-An’aam : 79-80)
Selanjutnya Nabi Ibrahim AS pun menyuruh umatnya untuk
mentauhidkan Allah SWT dan meninggalkan sembahan-sembahan selain-Nya
Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan
yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah
dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu
untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih
berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (Q.S.
Al-An’aam : 81)
Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata
kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S. Al-‘Ankabuut
: 16)
Maka dari itulah saudara-saudaraku, mari
kita tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan
janganlah kita mempersekutukan-Nya dengan apapun itu.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment