1. Mencari rezeki
yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa,
dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Sesungguhnya
Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan
wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa
kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu
terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena
apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR.
Abu Zar dan Al Hakim)
3. Sesungguhnya
Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa
dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
4. Barangsiapa pada
malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang
hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya di
antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat,
sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari
nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
6. Sesungguhnya
Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki
yang halal. (HR. Ad-Dailami)
7. Seorang yang
membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya
ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah
dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang
yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq'alaih)
8. Tiada makanan
yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
9. Apabila
dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR.
Al-Baihaqi)
Keterangan:
Yakni senantiasa
bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan suka
berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena
di khawatirkan pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang
dari genggaman karena kesibukkan nya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang
mampu maka hal tersebut tidak mengapa.
10. Seusai shalat
fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari
rezeki. (HR. Ath-Thabrani)
11. Bangunlah pagi
hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari
terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
12. Ya Allah,
berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR.
Ahmad)
13. Barangsiapa
menghidupkan lahan mati maka lahan itu untuk dia. (HR. Abu Dawud dan
Aththusi)
Keterangan:
Hal tersebut khusus
untuk lahan atau tanah kosong yang tidak ada pemiliknya. Jika lahan atau tanah
kosong tersebut ada pemiliknya maka tidak boleh diambil dengan jalan yang
bathil.
14. Carilah rezeki
di perut bumi. (HR. Abu Ya'la)
15. Pengangguran
menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab)
16. Allah memberi
rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta
ambisinya. (HR. Aththusi)
17. Mata
pencaharian paling afdhol adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil
keterampilan tangan. (HR. Al-Bazzar dan Ahmad)
18. Sebaik-baik
mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur
(ikhlas). (HR. Ahmad)
0 komentar:
Post a Comment